"Tingkat pencitraan Presiden sudah melewati batas yang bisa kita pahami. Saya katakan, sudah sampai pada tingkat narsisme. Ini penyakit narsis yang sudah kronis," kata Ray dalam diskusi "Stop Pemimpin Citra", Selasa (17/8/2010) sore, di Kantor Institut Hijau Indonesia, Jakarta Selatan.
Salah satu buku yang dibagikan adalah hasil wawancara sebuah surat kabar dengan putra sulung SBY, Agus Hari Murti Yudhoyono. Menurut Ray, pembagian buku yang menceritakan tentang anaknya ini merupakan bagian dari upaya SBY untuk "mengorbitkan" sang putra.
"Bagaimana bisa buku anaknya dibagi ke para tamu dalam sebuah acara resmi kenegaraan. Kita mungkin tidak berminat membaca untuk tahu siapa anaknya, tapi setiap orang dipaksa membacanya," ujar Ray, yang juga memotori gerakan "Safari Mencari Pemimpin Sejati".
Pemutaran lagu ciptaan Presiden SBY dalam rangkaian acara Upacara HUT RI di Istana Negara, juga dinilai Ray sebagai bagian dari narsis yang disebutkannya. "Dalam sejarahnya, upacara di Istana Negara tidak ada pemutaran lagu lain kecuali lagu kebangsaan dan lagu wajib. Bagaimana bisa lagu ciptaan sendiri dinyanyikan dalam upacara resmi di Istana Negara. Seolah-olah lagu itu sama pentingnya dengan lagu perjuangan yang sudah ada dan legendaris," kritiknya.
uhuk="http://nasional.kompas.com/read/2010/08/17/1742237/Ray.SBY.Terserang.Narsis.Kronis-5">sumber
Title : Ray: SBY Terserang Narsis Kronis ► SEOer Mendem ►
URL : https://seomendem.blogspot.com/2010/08/ray-sby-terserang-narsis-kronis_17.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Ray: SBY Terserang Narsis Kronis ini jika bermanfaat bagi sobat.
0 komentar | add komentar
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.