Anak Emosinya Stabil Jika Punya Kenangan Baik dengan Ayah -
Jakarta, Ayah sering digambarkan sebagai sosok yang kaku, kurang bisa berkomunikasi dengan anak, otoriter dan tidak suka dibantah. Jarang sekali anak yang memiliki hubungan yang baik dengan si ayah ketika kecil.
Kesibukan ayah sebagai pencari nafkah kerap membuat anak jarang bertemu bapaknya kecuali hari libur. Belum lagi jika pulang kerja ayah lebih sering menampilkan wajah capek dan cemberut yang membuat anak-anak takut mendekat.
Para pakar psikologi menemukan hubungan ayah dan anak juga bisa mempengaruhi emosi anak saat dewasa. Selama ini penelitian lebih banyak fokus pada hubungan ibu dan anak.
Psikolog dari California State University-Fullerton, Profesor Melanie Mallers menemukan anak-anak yang punya hubungan baik dengan ayah akan memiliki emosi yang lebih stabil kala menghadapi stres saat dewasa.
Peneliti melakukan survei terhadap 921 pria dan wanita dewasa yang dilakukan melalui wawancara melalui telepon. Partisipan berusia mulai dari 25 tahun hingga 74 tahun yang difokuskan pada masalah psikologis dan emosi.
Contoh pertanyaannya seperti apakah partisipan mengalami depresi, gelisah atau sedih jika sedang stres dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi itu muncul bisa karena adu argumentasi, perselisihan, ketegangan dalam kerja, masalah keluarga hingga mengalami diskriminasi.
Partisipan juga ditanya tentang kualitas hubungan masa kecilnya dengan ayah dan ibu. Pertanyaan yang diajukan seperti bagaimana partisipan menilai hubungannya dengan ayah dan ibu selama bertahun-tahun. Berapa banyak waktu dan perhatian yang didapatkan saat partisipan sedang membutuhkannya.
Hasilnya ditemukan partisipan cenderung memiliki masa kecil yang baik dengan ibu ketimbang ayah. Hubungan dengan ibu juga jarang mengalami tekanan psikologis. Sementara hubungan dengan ayahnya hambar.
"Hasil ini memang tidak mengejutkan karena penelitian masa lalu telah menunjukkan ibu memang yang berperan dalam perawatan anak dan selalu bisa memberikan kenyamanan," kata Profesor Mallers yang telah mempresentasikan penemuannya dalam the 118th Annual Convention of the American Psychological Association di San Diego.
Ayah memang memiliki gaya yang unik dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Namun psikolog memandang ayah jangan terlalu cuek dengan anaknya karena dampaknya bisa pada emosi anak saat dewasa.
Kesibukan ayah sebagai pencari nafkah kerap membuat anak jarang bertemu bapaknya kecuali hari libur. Belum lagi jika pulang kerja ayah lebih sering menampilkan wajah capek dan cemberut yang membuat anak-anak takut mendekat.
Para pakar psikologi menemukan hubungan ayah dan anak juga bisa mempengaruhi emosi anak saat dewasa. Selama ini penelitian lebih banyak fokus pada hubungan ibu dan anak.
Psikolog dari California State University-Fullerton, Profesor Melanie Mallers menemukan anak-anak yang punya hubungan baik dengan ayah akan memiliki emosi yang lebih stabil kala menghadapi stres saat dewasa.
Peneliti melakukan survei terhadap 921 pria dan wanita dewasa yang dilakukan melalui wawancara melalui telepon. Partisipan berusia mulai dari 25 tahun hingga 74 tahun yang difokuskan pada masalah psikologis dan emosi.
Contoh pertanyaannya seperti apakah partisipan mengalami depresi, gelisah atau sedih jika sedang stres dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi itu muncul bisa karena adu argumentasi, perselisihan, ketegangan dalam kerja, masalah keluarga hingga mengalami diskriminasi.
Partisipan juga ditanya tentang kualitas hubungan masa kecilnya dengan ayah dan ibu. Pertanyaan yang diajukan seperti bagaimana partisipan menilai hubungannya dengan ayah dan ibu selama bertahun-tahun. Berapa banyak waktu dan perhatian yang didapatkan saat partisipan sedang membutuhkannya.
Hasilnya ditemukan partisipan cenderung memiliki masa kecil yang baik dengan ibu ketimbang ayah. Hubungan dengan ibu juga jarang mengalami tekanan psikologis. Sementara hubungan dengan ayahnya hambar.
"Hasil ini memang tidak mengejutkan karena penelitian masa lalu telah menunjukkan ibu memang yang berperan dalam perawatan anak dan selalu bisa memberikan kenyamanan," kata Profesor Mallers yang telah mempresentasikan penemuannya dalam the 118th Annual Convention of the American Psychological Association di San Diego.
Ayah memang memiliki gaya yang unik dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Namun psikolog memandang ayah jangan terlalu cuek dengan anaknya karena dampaknya bisa pada emosi anak saat dewasa.
uhuk="http://health.detik.com/read/2010/08/16/092745/1421014/764/anak-emosinya-stabil-jika-punya-kenangan-baik-dengan-ayah?l991101755">sumber
Title : Anak Emosinya Stabil Jika Punya Kenangan Baik dengan Ayah ► SEOer Mendem ►
URL : https://seomendem.blogspot.com/2010/08/anak-emosinya-stabil-jika-punya_15.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Anak Emosinya Stabil Jika Punya Kenangan Baik dengan Ayah ini jika bermanfaat bagi sobat.
0 komentar | add komentar
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.