DPRD Sumut Kecewa, BRR Baru Bangun 23 Unit Rumah Korban Tsunami Nias -
Medan (SIB)
Kalangan DPRD Sumut menyatakan kecewa terhadap pelaksanaan pembangunan rekonstruksi dan rehabilitasi di Nias dan Nisel (Nias Selatan), karena BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias baru mulai membangun 23 unit rumah permanen bagi pengungsi korban gempa dan tsunami di daerah itu.
Sikap kekecewaan itu diungkapkan Wakil Sekretaris FPDI-P DPRD Sumut Analisman Zalukhu SSos dan Bendahara F-PDS Drs Amaano Fao MSi kepada wartawan, Selasa (27/12) di DPRD Sumut dalam mengevaluasi pembangunan rekonstruksi dan rehabilitasi di Nias dan Nisel pasca bencana gempa dan tsunami tahun lalu.
Analisman juga menyatakan keterkejutannya terhadap informasi tentang pembangunan rumah yang dilakukan BRR masih sangat minim, padahal masyarakat Nias dan Nisel yang saat ini masih berada di camp pengungsian kondisinya terus memprihatinkan dan sangat menderita.
“Kita sangat kecewa terhadap kinerja pemerintah maupun BRR, karena tahun 2005 ini baru dimulai pembangunan rumah 23 unit. Padahal target yang dilakukan membangun 13.000 unit rumah secara permanen. Untuk menyelesaikan tugasnya, di penghujung tahun 2005 BRR kita beri kesempatan menunjukkan keprofesionalannya,” tandas Analisman.
Analisman yang juga anggota dewan dari Dapem Nias dan Nisel itu berharap, BRR harus merubah cara kerja ditahun 2006-2007, agar keprofesionalan yang dimiliki benar-benar sesuai dengan tuntutan gaji maupun honor yang diminta cukup besar, dibanding gaji/honor pekerja lainnya.
“Masalah gaji/honor BRR sangat tinggi sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat Nias, harusnya disesuaikan dengan kinerja dan realisasi kerja. Jangan sampai terlena dengan gaji/honor yang besar diperoleh, sementara penderitaan masyarakat Nias dinomorduakan,” ujar Analisman senada Amaano.
Dengan kedatangan Presiden SBY ke Nias, Analisman yang juga anggota Komisi B DPRD Sumut itu berharap, Nias dan Nisel harus benar-benar diperhatikan dalam perehabilitasian dan tidak hanya sekedar mengenang kembali peristiwa gempa dan tsunami setahun lalu yang menimpa masyarakat daerah itu.
Terkait dengan janji BRR menargetkan 13.000 unit rumah dibangun di Nias dan Nisel, Analisman mengatakan, janji BRR akan tetap ditagih masyarakat. Jika dalam tahun 2006 tidak juga ada perubahan dalam kinerja dan realisasi kerja, berarti BRR hanya memberikan angin sorga dan menjadi sebatas angan-angan.
Dalam hal ini, Analisman juga berharap, segenap elemen masyarakat mendukung terciptanya suasana kondusif kerja BRR, sehingga target membangun 13.000 unit rumah permanen dalam tahun 2006-2007 dapat terwujud sepenuhnya. Demikian sebaliknya BRR jangan sampai anekdot yang beredar di masyarakat tentang BRR (Biaya Rapat-Rapat) selama ini menjadi benar.
Senada dengan Analisman, anggota DPRD Sumut dari FPDS Amaano Fau juga menilai BRR Nias sangat lamban dalam melaksanakan kegiatannya dan hanya lebih banyak rapat dan pertemuan, sehingga timbul kecurigaan terhadap potensi dan keahlian BRR masih diragukan.
Dari gambaran yang disebutkan Manager Perencanaan dan Evaluasi BRR Nias Risman Simanjuntak, dari 13.000 unit rumah yang rencananya akan dibangun baru dilaksanakan 23 unit berlokasi di Desa Mu A Wo sekitar Gunung Sitoli Kabupaten Nias dan sisasnya akan dibangun hingga tahun 2006.
“Bisa dibayangkan sudah 1 tahun peristiwa gempa tsunami, baru 23 unit dibangun, bagaimana dengan 13.000 unit sampai kapan siapnya. Mudah-mudahan janji BRR siap tahun 2006-2007 akan kita tagih,” tandasnya.
Padahal BRR mengaku sebagai badan profesional, sehingga menuntut pembayaran gaji cukup tinggi, tapi produktivitas maupun kinerjanya di lapangan tidak terasa di masyarakat, bahkan mengecewakan masyarakat BRR. (A13/d)
Medan (SIB)
Kalangan DPRD Sumut menyatakan kecewa terhadap pelaksanaan pembangunan rekonstruksi dan rehabilitasi di Nias dan Nisel (Nias Selatan), karena BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias baru mulai membangun 23 unit rumah permanen bagi pengungsi korban gempa dan tsunami di daerah itu.
Sikap kekecewaan itu diungkapkan Wakil Sekretaris FPDI-P DPRD Sumut Analisman Zalukhu SSos dan Bendahara F-PDS Drs Amaano Fao MSi kepada wartawan, Selasa (27/12) di DPRD Sumut dalam mengevaluasi pembangunan rekonstruksi dan rehabilitasi di Nias dan Nisel pasca bencana gempa dan tsunami tahun lalu.
Analisman juga menyatakan keterkejutannya terhadap informasi tentang pembangunan rumah yang dilakukan BRR masih sangat minim, padahal masyarakat Nias dan Nisel yang saat ini masih berada di camp pengungsian kondisinya terus memprihatinkan dan sangat menderita.
“Kita sangat kecewa terhadap kinerja pemerintah maupun BRR, karena tahun 2005 ini baru dimulai pembangunan rumah 23 unit. Padahal target yang dilakukan membangun 13.000 unit rumah secara permanen. Untuk menyelesaikan tugasnya, di penghujung tahun 2005 BRR kita beri kesempatan menunjukkan keprofesionalannya,” tandas Analisman.
Analisman yang juga anggota dewan dari Dapem Nias dan Nisel itu berharap, BRR harus merubah cara kerja ditahun 2006-2007, agar keprofesionalan yang dimiliki benar-benar sesuai dengan tuntutan gaji maupun honor yang diminta cukup besar, dibanding gaji/honor pekerja lainnya.
“Masalah gaji/honor BRR sangat tinggi sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat Nias, harusnya disesuaikan dengan kinerja dan realisasi kerja. Jangan sampai terlena dengan gaji/honor yang besar diperoleh, sementara penderitaan masyarakat Nias dinomorduakan,” ujar Analisman senada Amaano.
Dengan kedatangan Presiden SBY ke Nias, Analisman yang juga anggota Komisi B DPRD Sumut itu berharap, Nias dan Nisel harus benar-benar diperhatikan dalam perehabilitasian dan tidak hanya sekedar mengenang kembali peristiwa gempa dan tsunami setahun lalu yang menimpa masyarakat daerah itu.
Terkait dengan janji BRR menargetkan 13.000 unit rumah dibangun di Nias dan Nisel, Analisman mengatakan, janji BRR akan tetap ditagih masyarakat. Jika dalam tahun 2006 tidak juga ada perubahan dalam kinerja dan realisasi kerja, berarti BRR hanya memberikan angin sorga dan menjadi sebatas angan-angan.
Dalam hal ini, Analisman juga berharap, segenap elemen masyarakat mendukung terciptanya suasana kondusif kerja BRR, sehingga target membangun 13.000 unit rumah permanen dalam tahun 2006-2007 dapat terwujud sepenuhnya. Demikian sebaliknya BRR jangan sampai anekdot yang beredar di masyarakat tentang BRR (Biaya Rapat-Rapat) selama ini menjadi benar.
Senada dengan Analisman, anggota DPRD Sumut dari FPDS Amaano Fau juga menilai BRR Nias sangat lamban dalam melaksanakan kegiatannya dan hanya lebih banyak rapat dan pertemuan, sehingga timbul kecurigaan terhadap potensi dan keahlian BRR masih diragukan.
Dari gambaran yang disebutkan Manager Perencanaan dan Evaluasi BRR Nias Risman Simanjuntak, dari 13.000 unit rumah yang rencananya akan dibangun baru dilaksanakan 23 unit berlokasi di Desa Mu A Wo sekitar Gunung Sitoli Kabupaten Nias dan sisasnya akan dibangun hingga tahun 2006.
“Bisa dibayangkan sudah 1 tahun peristiwa gempa tsunami, baru 23 unit dibangun, bagaimana dengan 13.000 unit sampai kapan siapnya. Mudah-mudahan janji BRR siap tahun 2006-2007 akan kita tagih,” tandasnya.
Padahal BRR mengaku sebagai badan profesional, sehingga menuntut pembayaran gaji cukup tinggi, tapi produktivitas maupun kinerjanya di lapangan tidak terasa di masyarakat, bahkan mengecewakan masyarakat BRR. (A13/d)
Sumber: Hariansib Online, Sabtu, 7 Desember 2006
Title : DPRD Sumut Kecewa, BRR Baru Bangun 23 Unit Rumah Korban Tsunami Nias ► SEOer Mendem ►
URL : https://seomendem.blogspot.com/2006/01/dprd-sumut-kecewa-brr-baru-bangun-23_7.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel DPRD Sumut Kecewa, BRR Baru Bangun 23 Unit Rumah Korban Tsunami Nias ini jika bermanfaat bagi sobat.
0 komentar | add komentar
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.