Harga Tiket Pesawat Udara Medan-Nias Terlalu Mahal -
Jakarta (SIB)
Anggota DPR RI Drs Idealisman Dachi mengemukakan, dikaitkan dengan kondisi perekonomian masyarakat yang masih lemah, harga tiket pesawat udara dari Medan ke Nias (G Sitoli) sebesar Rp
550.000 per seat, terkesan terlalu mahal. Disamping akan menyulitkan bagi masyarakat yang membutuhkan transportasi, ongkos pesawat itu juga dinilai kurang adil. Sebab, harga tiket pesawat Medan - Jakarta yang jarak tempuhnya jauh lebih lama - atau sekitar 2 jam hanya Rp 450.000, sedangkan lama penerbangan Medan - Nias hanya 45 menit.
“Saya kira, ini tidak adil, sehingga harus diturunkan secara wajar menjadi Rp 250.000 sampai Rp 300.000”, kata Idealisman Dachi kepada wartawan “SIB” di Jakarta, ketika dipertanyakan keluhan masyarakat seputar mahalnya tiket pesawat Medan - Nias.
Anggota dewan dari daerah pemilihan Sumut asal Nias ini menyatakan, secara kebetulan rute penerbangan Medan - Nias hanya dilayani maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines. Ini berarti, seakan terjadi monopoli karena tidak ada pilihan lain. Tetapi, jangan karena adanya monopoli maka harga tiket seenaknya diberlakukan.
Anggota Komisi VI DPR RI yang antara lain membidangi BUMN itu menyatakan, dilihat dari arus atau kepadatan penumpang, rute penerbangan Medan - Nias tidak bisa dikatakan jalur “kering”, meskipun memang tidak basah. Yang pasti, belakangan ini jalur penerbangan tersebut semakin banyak permintaan, terutama karena keberadaan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh - Nias.
Indikasinya, penerbangan yang kini sudah 2 x sehari, ada keinginan bahkan permintaan dari perusahaan Merpati supaya ditambah menjadi 3 x sehari. “Ini berarti ada kesan permintaan meningkat”, ujar Idealisman seraya berharap jangan karena adanya lonjakan penumpang maka dijadikan alasan menerapkan tiket yang mahal.
Menurut Dachi, daerah Nias, seyogianya termasuk Publik Servise Obligation (PSO), karena disamping daerah pinggiran, tingkat pertumbuhan perekonomian masyarakat masih jauh dari memadai. Makanya, tidaklah wajar, daerah miskin memberi subsidi daerah lain yang jauh lebih kaya.
Sekedar diketahui, maskapai penerbangan Merpati, termasuk BUMN yang ditugasi pemerintah melaksanakan PSO. Makanya, pemerintah Pusat melalui APBN memberi subsidi Rp 40 milyar pada tahun berjalan. “Jadi, pemberian PSO itu seharusnya termasuk ke daerah Nias, karena termasuk daerah terpencil”, katanya.
Wakil rakyat yang suka bicara ceplas-ceplos ini membenarkan, keluhan masyarakat tentang mahalnya harga tiket pesawat itu telah disampaikannya kepada Dirut Merpati Hotasi Nababan, dalam raker Komisi VI DPR RI dengan Direksi Merpati belum lama berselang.
Pada saat itu, Hotasi berjanji akan mengkaji ulang besaran harga tiket itu dalam waktu secepatnya. Janji itulah yang dituntut masyarakat sekarang, supaya perobahan harga tiket bisa direalisasikan segera” ucap Idealisme Dachi. (H1/c)
Jakarta (SIB)
Anggota DPR RI Drs Idealisman Dachi mengemukakan, dikaitkan dengan kondisi perekonomian masyarakat yang masih lemah, harga tiket pesawat udara dari Medan ke Nias (G Sitoli) sebesar Rp
550.000 per seat, terkesan terlalu mahal. Disamping akan menyulitkan bagi masyarakat yang membutuhkan transportasi, ongkos pesawat itu juga dinilai kurang adil. Sebab, harga tiket pesawat Medan - Jakarta yang jarak tempuhnya jauh lebih lama - atau sekitar 2 jam hanya Rp 450.000, sedangkan lama penerbangan Medan - Nias hanya 45 menit.
“Saya kira, ini tidak adil, sehingga harus diturunkan secara wajar menjadi Rp 250.000 sampai Rp 300.000”, kata Idealisman Dachi kepada wartawan “SIB” di Jakarta, ketika dipertanyakan keluhan masyarakat seputar mahalnya tiket pesawat Medan - Nias.
Anggota dewan dari daerah pemilihan Sumut asal Nias ini menyatakan, secara kebetulan rute penerbangan Medan - Nias hanya dilayani maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines. Ini berarti, seakan terjadi monopoli karena tidak ada pilihan lain. Tetapi, jangan karena adanya monopoli maka harga tiket seenaknya diberlakukan.
Anggota Komisi VI DPR RI yang antara lain membidangi BUMN itu menyatakan, dilihat dari arus atau kepadatan penumpang, rute penerbangan Medan - Nias tidak bisa dikatakan jalur “kering”, meskipun memang tidak basah. Yang pasti, belakangan ini jalur penerbangan tersebut semakin banyak permintaan, terutama karena keberadaan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh - Nias.
Indikasinya, penerbangan yang kini sudah 2 x sehari, ada keinginan bahkan permintaan dari perusahaan Merpati supaya ditambah menjadi 3 x sehari. “Ini berarti ada kesan permintaan meningkat”, ujar Idealisman seraya berharap jangan karena adanya lonjakan penumpang maka dijadikan alasan menerapkan tiket yang mahal.
Menurut Dachi, daerah Nias, seyogianya termasuk Publik Servise Obligation (PSO), karena disamping daerah pinggiran, tingkat pertumbuhan perekonomian masyarakat masih jauh dari memadai. Makanya, tidaklah wajar, daerah miskin memberi subsidi daerah lain yang jauh lebih kaya.
Sekedar diketahui, maskapai penerbangan Merpati, termasuk BUMN yang ditugasi pemerintah melaksanakan PSO. Makanya, pemerintah Pusat melalui APBN memberi subsidi Rp 40 milyar pada tahun berjalan. “Jadi, pemberian PSO itu seharusnya termasuk ke daerah Nias, karena termasuk daerah terpencil”, katanya.
Wakil rakyat yang suka bicara ceplas-ceplos ini membenarkan, keluhan masyarakat tentang mahalnya harga tiket pesawat itu telah disampaikannya kepada Dirut Merpati Hotasi Nababan, dalam raker Komisi VI DPR RI dengan Direksi Merpati belum lama berselang.
Pada saat itu, Hotasi berjanji akan mengkaji ulang besaran harga tiket itu dalam waktu secepatnya. Janji itulah yang dituntut masyarakat sekarang, supaya perobahan harga tiket bisa direalisasikan segera” ucap Idealisme Dachi. (H1/c)
Sumber: hariansib Online, Kamis, 26 Januari 2006
Title : Harga Tiket Pesawat Udara Medan-Nias Terlalu Mahal ► SEOer Mendem ►
URL : https://seomendem.blogspot.com/2006/01/harga-tiket-pesawat-udara-medan-nias_26.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Harga Tiket Pesawat Udara Medan-Nias Terlalu Mahal ini jika bermanfaat bagi sobat.
0 komentar | add komentar
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.