Ekonom dan Geolog Sumut Dukung Alokasi Dana Pemetaan Gempa Nias -
Medan (SIB)
Kalangan ekonom dan geolog bahkan sejumlah praktisi jasa konstruksi di Sumut mendukung gagasan dan desakan pihak geolog di daerah ini agar pemerintah pusat sebaiknya mengalokasikan dana secara khusus untuk proyek pemetaan kegempaan mikro di Nias pasca bencana gempa, sehingga proyek rehabilitasi dan rekonstruksi (R-R) Nias menghasilkan produk-produk pemulihan (recovery progress) yang menjamin keamanan daerah dan kenyamanan warga.
Pemerhati ekonomi Sumut Dr Murbanto Sinaga MA dari USU, menyatakan optimis daerah Nias pada 4-5 tahun ke depan akan lebih maju dari daerah lainnya di Indonesia, sebagaimana dipaparkan Pengawas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) belum lama ini (SIB 31/12), dan optimisme itu akan lebih menyakinkan bila proyek-proyek ‘R-R’ Nias didukung atau dibarengi dengan tindak jaminan keamanan fisik alam dalam arti geologis melalui inventarisasi titik-titik tektonik yang rawan gempa sewaktu-waktu.
“Secara prospektif dalam arti kondisi pemulihan sosial ekonomi pasca rehabilitasi dan rekonstruksi, Nias memang bisa akan lebih maju dari daerah lain di Indonesia dalam 4-5 tahun ke depan, dan prospek itu akan lebih nyata dengan adanya semacam jaminan geologis berupa penempatan objek-objek bangunan pada lokasi yang bebas atau minimal terhindar dari gempa masa datang,” ungkap Murbanto Sinaga kepada SIB di Medan, Kamis (5/7).
Dia mengutarakan hal itu menanggapi gagasan geolog dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbagut, sebagaimana dicetuskan Ketua Dewan Pakar IAGI Sumbagut Ir Jonathan Ikuten Tarigan, bahwa proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Nias pascabencana (gempa bumi 28 Maret 2005 lalu) akan lebih sempurna bila meliputi proyek pemetaan kegempaan mikro selain proyek-proyek fisik lainnya yang mencapai 17 proyek yang dikerjakan 17 satuan kerja (Satker) dengan alokasi Rp 382 miliar dari total alokasi biaya Rp431 miliar untuk rehabilitasi dan rekonstruksi fisik Nias.
Hal senada dicetuskan geolog lainnya Ir Raya Timbul Manurung dan juga praktisi jasa konstruksi Ir Harmen Manurung yang aktif mengikuti seminar dan dialog tentang gempa yang diselenggarakan Tim Ahli Gempa (Tem of Dissaster Observatory) dari Jepang, bahwa pelaksanaan proyek ‘R-R’ di Nias sangat berbeda secara fisis geologis dengan Aceh/NAD, sehingga tindak pemetaan kegempaan mikro di Nias harus diprioritaskan.
“Bila alasannya tak ada dana untuk itu (pemetaan gempa mikro tersebut), sebaiknya proyek perencanaan jalan propinsi di Nias itu disatukan saja dengan proyek perbaikan (rehabilitasi) jalan propinsi di Nias, karena toh paketnya sama-sama untuk proyek jalan propinsi. Sehingga dana dari salah satu paket sub-proyek ini bisa dijadikan biaya pemetaan gempa itu,” ujar mereka sembari menambahkan proyek pemetaan gempa itu juga sangat relevan dengan proyek pembenahan tata ruang kota atau wilayah di Nias.
Sebagaimana diketahui, dari 17 proyek ‘R-R’ di Nias yang dikoordinir BRR Perwakilan Nias dan departemen teknis selama hampir setahun ini, dua sub-proyek pada 12 paket proyek di bawah BRR dinilai bisa disatukan menjadi satu paket karena meliputi satu sektor, yaitu jalan propinsi di Kab.Nias. Proyek perencanaannya berbiaya Rp6,18 miliar dan proyek perbaikan (rehabilitasi) berbiaya Rp44,1 miliar.
Bila kedua proyek itu dijadikan satu paket, ujar Timbul Manurung dan Harmen Manurung, maka alokasi dana dari salah satu sub-proyek itu akan lebih efektif dan urgen dimanfaatkan sebagai biaya proyek pemetaan gempa mikro. Selain tidak akan menambah beban anggaran di APBN, juga sekaligus menambah keyakinan masyarakat Nias pada kondisi alam daerah yang telah diantisipasi dengan ‘peta kegempaan mikro’ tersebut. (A14/z)
Medan (SIB)
Kalangan ekonom dan geolog bahkan sejumlah praktisi jasa konstruksi di Sumut mendukung gagasan dan desakan pihak geolog di daerah ini agar pemerintah pusat sebaiknya mengalokasikan dana secara khusus untuk proyek pemetaan kegempaan mikro di Nias pasca bencana gempa, sehingga proyek rehabilitasi dan rekonstruksi (R-R) Nias menghasilkan produk-produk pemulihan (recovery progress) yang menjamin keamanan daerah dan kenyamanan warga.
Pemerhati ekonomi Sumut Dr Murbanto Sinaga MA dari USU, menyatakan optimis daerah Nias pada 4-5 tahun ke depan akan lebih maju dari daerah lainnya di Indonesia, sebagaimana dipaparkan Pengawas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) belum lama ini (SIB 31/12), dan optimisme itu akan lebih menyakinkan bila proyek-proyek ‘R-R’ Nias didukung atau dibarengi dengan tindak jaminan keamanan fisik alam dalam arti geologis melalui inventarisasi titik-titik tektonik yang rawan gempa sewaktu-waktu.
“Secara prospektif dalam arti kondisi pemulihan sosial ekonomi pasca rehabilitasi dan rekonstruksi, Nias memang bisa akan lebih maju dari daerah lain di Indonesia dalam 4-5 tahun ke depan, dan prospek itu akan lebih nyata dengan adanya semacam jaminan geologis berupa penempatan objek-objek bangunan pada lokasi yang bebas atau minimal terhindar dari gempa masa datang,” ungkap Murbanto Sinaga kepada SIB di Medan, Kamis (5/7).
Dia mengutarakan hal itu menanggapi gagasan geolog dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumbagut, sebagaimana dicetuskan Ketua Dewan Pakar IAGI Sumbagut Ir Jonathan Ikuten Tarigan, bahwa proyek rehabilitasi dan rekonstruksi Nias pascabencana (gempa bumi 28 Maret 2005 lalu) akan lebih sempurna bila meliputi proyek pemetaan kegempaan mikro selain proyek-proyek fisik lainnya yang mencapai 17 proyek yang dikerjakan 17 satuan kerja (Satker) dengan alokasi Rp 382 miliar dari total alokasi biaya Rp431 miliar untuk rehabilitasi dan rekonstruksi fisik Nias.
Hal senada dicetuskan geolog lainnya Ir Raya Timbul Manurung dan juga praktisi jasa konstruksi Ir Harmen Manurung yang aktif mengikuti seminar dan dialog tentang gempa yang diselenggarakan Tim Ahli Gempa (Tem of Dissaster Observatory) dari Jepang, bahwa pelaksanaan proyek ‘R-R’ di Nias sangat berbeda secara fisis geologis dengan Aceh/NAD, sehingga tindak pemetaan kegempaan mikro di Nias harus diprioritaskan.
“Bila alasannya tak ada dana untuk itu (pemetaan gempa mikro tersebut), sebaiknya proyek perencanaan jalan propinsi di Nias itu disatukan saja dengan proyek perbaikan (rehabilitasi) jalan propinsi di Nias, karena toh paketnya sama-sama untuk proyek jalan propinsi. Sehingga dana dari salah satu paket sub-proyek ini bisa dijadikan biaya pemetaan gempa itu,” ujar mereka sembari menambahkan proyek pemetaan gempa itu juga sangat relevan dengan proyek pembenahan tata ruang kota atau wilayah di Nias.
Sebagaimana diketahui, dari 17 proyek ‘R-R’ di Nias yang dikoordinir BRR Perwakilan Nias dan departemen teknis selama hampir setahun ini, dua sub-proyek pada 12 paket proyek di bawah BRR dinilai bisa disatukan menjadi satu paket karena meliputi satu sektor, yaitu jalan propinsi di Kab.Nias. Proyek perencanaannya berbiaya Rp6,18 miliar dan proyek perbaikan (rehabilitasi) berbiaya Rp44,1 miliar.
Bila kedua proyek itu dijadikan satu paket, ujar Timbul Manurung dan Harmen Manurung, maka alokasi dana dari salah satu sub-proyek itu akan lebih efektif dan urgen dimanfaatkan sebagai biaya proyek pemetaan gempa mikro. Selain tidak akan menambah beban anggaran di APBN, juga sekaligus menambah keyakinan masyarakat Nias pada kondisi alam daerah yang telah diantisipasi dengan ‘peta kegempaan mikro’ tersebut. (A14/z)
Sumber: HarianSIb Online, Senin, 9 Januari 2006
Title : Ekonom dan Geolog Sumut Dukung Alokasi Dana Pemetaan Gempa Nias ► SEOer Mendem ►
URL : https://seomendem.blogspot.com/2006/01/ekonom-dan-geolog-sumut-dukung-alokasi_9.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Ekonom dan Geolog Sumut Dukung Alokasi Dana Pemetaan Gempa Nias ini jika bermanfaat bagi sobat.
0 komentar | add komentar
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.